Kelola 7 Masalah Keuangan Berikut, Untuk Sukses Membangun Perusahaan Startup
Startup atau perusahaan rintisan, tak berbeda dengan perusahaan pada umumnya. Menghadapi pelanggan untuk menjual dagangannya, melakukan manajemen dan tentu saja berkutat dengan keuangan. Tanpa ketiganya tak dapat disebut sebagai bisnis atau perusahaan.
Keuangan sebagai salah satu faktor dalam bisnis, diibaratkan darah pada makhluk hidup. Tanpa darah, maka dipastikan makhluk hidup tidak akan hidup. Sama dengan perusahaan, tanpa keuangan, maka tidak ada perusahaan. Sehingga pemahaman yang cukup mengenai keuangan perusahaan harus dimiliki oleh pemilik usaha. Bahkan semua usaha yang sukses, dikarenakan pemilik memang cukup memahami atau punya naluri dalam bidang keuangan.
Oleh sebab itu, dalam bidang keuangan selalu ada peluang dan masalah yang harus dipahami. Perusahaan startup juga harus memahami peluang dan masalah tersebut. Peluang adalah mengenai hal yang bisa mendatangkan uang. Sedangkan masalah adalah segala tantangan dalam bidang keuangan.
Meski setiap perusahaan memiliki masalah keuangan yang hampir mirip, namun sebenarnya ada masalah khusus yang unik per jenis perusahaan. Perusahaan startup tentu saja menghadapi masalah yang berbeda dengan perusahaan yang sudah lama berdiri. Berikut adalah 7 masalah keuangan umum, yang dialami oleh perusahaan startup.
1. Pendanaan, Sendiri, Patungan Atau Investor?
Perusahaan untuk berdiri, kemudian beroperasi dan memperoleh keuntungan, tentu membutuhkan dana. Pada perusahaan startup untuk mengawalinya bisa menggunakan modal pribadi atau patungan. Model pendanaan ini adalah yang terbaik, sebab melibatkan hanya sedikit orang, bahkan mungkin hanya pemiliknya. Sehingga perhitungannya menjadi lebih mudah.
Namun dalam perkembangannya, startup tidak mungkin lagi mendanai perusahaannya sendiri. Ingat saat startup sudah mulai membesar, maka pelanggan akan menjadi makin banyak. Sehingga konsekuensinya, harus ada dana lebih untuk menyediakan pelayanan yang sesuai harapan pelanggan. Oleh sebab itu, mulailah dijaring dana dari investor. Maka perlu dipersiapkan secara matang mengenai legal-nya. Sehingga kedua pihak, baik pemilik dan investor, merasa aman.
2. Struktur organisasi, segera perbaiki
Perusahaan startup adalah perusahaan yang baru berdiri. Maka tidak heran jika struktur organisasinya masih belum tertata dengan baik. Padahal struktur organisasi erat kaitannya dengan bidang keuangan pula. Oleh karenanya, setelah memutuskan mendirikan startup, sesegera mungkin tetapkan struktur organisasi utama. Jika dalam perjalanan perlu ada penambahan dan perbaikan, struktur organisasi utama tidak mengalami perubahan. Dengan demikian akan lebih mudah dalam operasional perusahaan.
3. Prioritas keuangan, segera tetapkan
Perusahaan tentu menghasilkan laba. Jika sudah demikian, maka perlu untuk menetapkan prioritas keungan. Jangan sampai penggunaan dana tidak sesuai prioritas, sebab dampaknya akan merugikan.
Prioritas keuangan disusun berdasarkan kebutuhan perusahaan. Apabila perusahaan startup masih banyak utang untuk pendiriannya, maka fokuskan untuk segera melunasi kewajiban jangka pendek. Jika perusahaan memang membutuhkan kantor, maka pergunakan untuk keperluan tersebut. Namun sekali lagi jangan sampai menetapkan prioritas yang salah.
Selain untuk pembiayaan perusahaan, prioritas keuangan juga dicari oleh investor. Mereka berharap perusahaan yang diberikan investasi memiliki prioritas keuangan yang jelas. Kepastian akan mempermudah investor membuat keputusan.
4. Peramalan kas, wajib dipersiapkan
Perusahaan yang baik adalah yang bisa memperkirakan berapa banyak kas yang akan diterimanya. Sehingga akan lebih mudah memutuskan jalan yang ditempuh untuk mendapatkan kas. Selain itu juga berhubungan dengan investor, yang lebih nyaman dengan kepastian.
5. Cash collecting, harus dilakukan
Startup adalah perusahaan digital dengan pelanggan dan partner, yang jumlahnya cukup banyak, dengan wilayah cukup luas. Oleh karena itu perlu kemampuan yang cukup pula untuk cash collecting (pengumpulan kas). Sebab perusahaan dengan profit besar namun hanya berupa piutang, maka tidak bisa disebut memperoleh keuntungan yang nyata. Bahkan untuk pengumpulan kas ini, perusahaan startup harus memiliki keahlian khusus. Tanpanya, maka peredaran darah bisnis akan macet.
6. Sales KPI (Key Performance Index), buat pula
Pada perusahaan non startup atau yang tak terdigitalisasi, akan mudah menentukan KPI. Namun pada startup itu adalah masalah yang harus benar-benar dipahami. Pemilik dan manajemen startup harus memahami standar untuk KPI. Sehingga prioritas dan fokus perusahaan bisa tercapai.
7. Preventif, jangan sampai terlewat
Dalam bidang keuangan tentu harus ditetapkan alur kerja atau SOP (Standard Operating Procedure) yang tepat. SOP bidang keuangan adalah salah satu upaya preventif untuk mengurangi kecurangan, kehilangan atau manipulasi keuangan. Startup dengan digitalisasinya, harus menetapkan upaya preventif yang terdigitalisasi pula. Sehingga operasi dan keuangan bisa aman, pelanggan pun nyaman.
Itulah tadi 7 masalah keuangan umum pada perusahaan startup, yang wajib untuk dipahami. Setelah memahaminya, maka perlu untuk dipersiapkan dalam sistem. Sehingga bisnis startup tidak hanya menjadi rintisan. Namun kemudian bisa melakukan ekspansi di tahun kelimanya.