Laporan Keuangan Sederhana Untuk UMKM
Meta Deskripsi
Laporan keuangan sederhana untuk UMKM, adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan. Ketiganya memberikan informasi kepada pihak interna dan eksternal mengenai kinerja perusahaan.
Perusahaan sebagai entitas harus menyediakan informasi untuk pihak internal dan eksternal. Pihak internal diantaranya manajemen dan karyawan. Sedangkan pihak eksternal adalah pemilik, investor, kreditor, pelanggan, serta pemerintah. Pemberian informasi dilakukan, sebab perusahaan harus berkomunikasi. Informasi yang paling relevan dipergunakan perusahaan dalam berkomunikasi adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah alat komunikasi paling efektif dalam perusahaan, sebab bentuknya yang kuantitatif dan memang mudah untuk dipahami, seperti perolehan laba perusahaan, aset perusahaan dan modal perusahaan. Semua laporan tersebut tinggal dibandingkan dengan laporan periode sebelumnya, atau bandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Maka dengan segera semua pihak, akan lebih mudah memahaminya. Sekarang bandingkan dengan laporan kinerja karyawan misalnya. Hasil laporan kinerja kemungkinan besar akan mudah dipahami oleh pihak HRD (sumber daya manusia), namun akan sulit dimengerti oleh bagian lainnya, apalagi pihak eksternal.
Pentingnya posisi laporan keuangan tersebut, maka semua perusahaan harus membuatnya, meski dalam format yang paling sederhana. Faktanya memang semua usaha membuat laporan keuangan, namun masih sangat sederhana, seperti mendapat laba seberapa besar, kebutuhan belanja harian dan hal sederhana lainnya. Laporan seperti itu hanya dipahami oleh pembuatnya, dan sulit dikomunikasikan dengan pihak lain. Padahal UMKM harus sudah mulai mampu mengkomunikasikan bisnisnya kepada pihak luar. Bukan hanya berkenaan dengan produk, namun juga kinerja yang tercermin dalam laporan keuangan.
Menjembatani tantangan tersebut, maka dibuatlah standar akuntansi yang khusus untuk UMKM yang kemudian disebut dengan SAK EMKM (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah). Secara garis besar SAK EMKM tidak jauh berbeda dengan SAK yang dipergunakan oleh perusahaan besar. Terdapat prinsip-prinsip akuntansi yang harus dipatuhi di dalamnya. Tentu SAK EMKM belum dipahami oleh seluruh UMKM, bahkan mungkin ada yang tidak mengetahuinya. Oleh sebab itu, pihak pemerintah atau swasta, banyak yang mengadakan pelatihan untuk membuat laporan keuangan bagi UMKM. Kini pun telah tersedia banyak aplikasi akuntansi online, yang sangat membantu dalam mempersiapkan laporan keuangan.
Ada tiga laporan keuangan dasar, yang harus dibuat UMKM sesuai dengan SAK EMKM, yaitu laporan posisi keuangan yang seringkali disebut pula dengan neraca, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan. Masing-masing laporan memiliki fungsi dan menjelaskan informasi tersendiri mengenai kinerja suatu usaha. Berikut adalah masing-masing laporan tersebut, dan cara untuk mempersiapkannya.
Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan memberikan informasi mengenai aset, kewajiban dan modal yang dimiliki dalam suatu usaha. Dengan melihat laporan ini, maka pihak eksternal bisa mempertimbangkan kemampuan perusahaan memperoleh aktiva, serta mengetahui sumber perolehan aset tersebut. Bagi pihak internal, laporan posisi keuangan memberikan informasi sumber daya yang bisa dikelola untuk memperoleh aset yang lebih tinggi.
Ada tiga bagian utama dalam laporan posisi keuangan yaitu: aset/aktiva/harta, modal/ekuitas dan utang/kewajiban/liabilitas.
- Aktiva terdiri dari aktiva tetap dan aktiva lancar. Contoh aktiva tetap yaitu: tanah, kendaraan, property dan sejenisnya. Contoh dari aktiva lancar, yaitu: uang kas, tabungan, dan surat piutang dengan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.
- Modal terdiri dari modal sendiri dan saham. Modal sendiri adalah modal yang diberikan oleh pemilik untuk memulai suatu usaha. Sedangkan modal saham adalah modal yang diperoleh dari penjualan saham.
- Kewajiban terdiri dari kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Di bagian ini, semua kewajiban perusahaan dicatat.
Penyusunan laporan posisi keuangan mengikuti hukum double entry system, yakni bagian kanan harus sama jumlahnya dengan bagian kiri. Bagian kanan adalah aktiva, dan bagian kiri adalah passiva yang terdiri dari kewajiban dan modal. Penulisan rumusannya adalah sebagai berikut.
Aktiva = Kewajiban + Modal
Sehingga secara sederhana, setiap penambahan harta maka artinya bisa bertambah modal atau bertambah utang. Demikian pula sebaliknya penambahan utang dan modal, maka aktiva juga akan bertambah.
Contoh seorang pengusaha memulai bisnisnya dengan modal Rp 10 juta berupa uang tunai. Maka artinya sebelah aktiva akan mengakui kas sejumlah Rp 10 juta, dan sebelah liabilitas akan mencatat modal Rp 10 juta. Demikian seterusnya, bagian aktiva harus sama dengan liabilitas.
Sedangkan format laporannya adalah sebagai berikut:
UD Berkah Jaya Laporan Perubahan Modal 31 Desember 2019 | |||
Aktiva | Passiva | ||
Kas Piutang Peralatan Tanah dan bangunan | 100.000.000 50.000.000 10.000.000 40.000.000 | Utang Modal | 50.000.000 150.000.000 |
Jumlah | 200.000.000 | Jumlah | 200.000.000 |
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi menyampaikan informasi operasi perusahaan, yaitu besarnya pendapatan dan beban. Sesuai prinsip ekonomi, pendapatan harus lebih tinggi dibandingkan dengan beban, sehingga perusahaan memperoleh laba. Namun tak jarang perusahaan juga bisa mengalami kerugian. Baik informasi laba atau rugi, keduanya sangat diperlukan perusahaan.
Dari laporan laba rugi, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan bisa memperkirakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dan resiko usaha yang dilakukannya. Sehingga investor bisa berinvestasi di tempat yang tepat dan kreditor menyalurkan dana dengan tepat sasaran. Sedangkan internal perusahaan bisa terus melakukan evaluasi untuk memperbesar laba perusahaan dan memperkecil resiko usaha.
Laporan sederhana untuk laba rugi, terdiri dari dua bagian utama, yaitu pendapatan dan beban, jika perusahaannya adalah perusahaan jasa. Sedangkan pada perusahaan dagang, maka terdapat penjualan dan pembelian, serta beban-beban. Sebab yang dilaporkan berkenaan dengan operasional perusahaan, maka periode pelaporannya tidak selalu tahunan, tetapi bisa bulanan bahkan harian. Berikut adalah contoh laporan laba rugi pada perusahaan jasa dan dagang.
- Perusahaan jasa
UD Berkah Jaya Laporan Laba Rugi Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2019 | ||
Pendapatan | ||
Pendapatan Usaha | 15.000.000 | |
Pendapatan Lain-lain | 3.000.000 | |
Total Pendapatan | 18.000.000 | |
Beban | ||
Beban Usaha | 5.000.000 | |
Beban Listrik dan Air | 200.000 | |
Beban Lain-lain | 2.000.000 | |
Total Beban | 7.200.000 | |
Laba | 10.800.000 |
- Perusahaan dagang
Laporan laba rugi perusahaan dagang, sedikit berbeda dengan perusahaan jasa. Sebab dalam perusahaan dagang, pendapatan diperoleh dari menjual dan membeli barang. Sehingga yang dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan dagang, terdiri dari: penjualan bersih (pendapatan), harga pokok penjualan (HPP), laba kotor, pendapatan lain-lain, biaya operasional dan laba bersih. Berikut adalah format laporan laba rugi pada perusahaan dagang.
UD Berkah Jaya Laporan Laba Rugi Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2019 | |||
Penjualan | 18.000.000 | ||
Potongan Penjualan | 1.000.000 | ||
Retur Penjualan | 500.000 | (1.500.000) | |
Penjualan Bersih | 16.500.000 | ||
HPP | (8.000.000) | ||
Laba Kotor | 8.500.000 | ||
Beban-beban | |||
Beban Operasional | 1.000.000 | ||
Beban Administrasi | 600.000 | ||
Beban Lain-lain | 200.000 | ||
Total Beban | (1.800.000) | ||
Pendapatan Operasional | 500.000 | ||
Pendapatan Lain-lain | 500.000 | ||
Laba Bersih | 7.700.000 |
Setelah laporan laba rugi dipersiapkan, maka jika perusahaan laba akan menambah modal, sehingga aktiva juga bertambah. Jika sebaliknya, maka akan mengurangi modal, dan aktiva berkurang.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Bagian ini diberikan untuk memberikan keterangan kepada pembaca laporan keuangan. Harapannya ada kesamaan pemahaman dalam membaca informasi di dalamnya. Dalam catatan atas laporan keuangan disampaikan: (1) kesesuaian laporan keuangan dengan SAK EMKM; (2) ikhtisar mengenai kebijakan akuntansi; dan (3) informasi tambahan serta penjelasan akun yang material. Ketiga laporan keuangan tersebut adalah yang minimal harus ditampilkan dalam laporan keuangan UMKM. Sehingga dapat pula dikatakan merupakan laporan keuangan sederhana untuk UMKM. Saat UMKM sudah menjadi lebih kompleks, tentu laporan keuangannya akan menjadi lebih kompleks pula, namun dengan format dasar yang sama. Kini aplikasi akuntansi online, dapat mempersiapkan ketiga laporan tersebut. Jadi laporan keuangan sederhana untuk UMKM, kini makin mudah dipersiapkan siapapun pengusahanya.