Akuntansi Akuntansi Syariah Ekonomi Syariah

Akuntansi Syariah Kini dan Nanti

Meta Deskripsi

Akuntansi syariah kini sangat diminati oleh para ekonom dan akuntan. Nantinya akuntansi syariah akan menjadi alternatif akuntansi konvensional yang dari hari ke hari, makin banyak ditemukan kelemahannya.

Akuntansi Syariah Kini

Akuntansi syariah adalah ilmu yang belakangan gencar dibicarakan, baik di taraf nasional maupun internasional. Bahkan kampus-kampus berlomba membuka jurusan akuntansi syariah, baik dalam maupun luar negeri. Seminar-seminarnya pun dihadiri banyak peserta, dengan rasa penasaran yang cukup tinggi. Diikuti dengan bukanya layanan syariah di setiap perbankan dan asuransi. Sepertinya akuntansi syariah akan diterapkan di banyak bidang.

Tingginya animo terhadap akuntansi syariah terjadi sebab ilmu pengetahuan terus berkembang. Ekonom, akuntan terus bertanya-tanya mengenai sesuatu yang baru. Tentu tujuannya untuk perbaikan dari waktu ke waktu. Selain itu, perkembangan akuntansi konvensional saat ini, dirasa sudah mengalami masa stagnan. Tidak ada lagi yang perlu dikembangkan, namun hanya perlu alternatif. Di sanalah akuntansi syariah hadir sebagai alternatif. Akuntansi konvensional juga terlalu memuja laba untuk usaha, tanpa mempertimbangkan faktor lain, sedangkan akuntansi syariah mempertimbangkan faktor lain pula.

Akuntansi syariah sebenarnya bukanlah hal yang baru. Mengingat islam lahir pada abad ke-7 masehi, dengan membawa pedoman yang lengkap yakni Al-Qur’an dan hadist. Perkembangan kemudian, terdapat ijma dan qiyas, demi melengkapi pedoman dasar. Bahkan Qur’an Surah Al-Baqarah 282, yang merupakan ayat terpanjang di Al-Qur’an menjelaskan tentang pentingnya pencatatan dan saksi yang adil. Bukankah itu adalah prinsip akuntansi, yaitu melakukan pencatatan.

Dari adanya ayat Al Qur’an mengenai pentingnya pencatatan, Rasulullah sebagai pedagang dan masyarakat Arab juga berprofesi sebagai pedagang, maka makin diyakini bahwa akuntansi syariah sudah ada sejak era kenabian Rasulullah. Maka Sofyan S. Harahap menyatakan bahwa akuntansi syariah terdapat dua versi, yaitu masa kini dan masa ketika era Rasulullah-Khulafaur Rasyidin dan pemerintahan islam.    

Kelebihan Akuntansi Syariah

Akuntansi syariah nyatanya bukan hal yang sama sekali baru, namun sempat terlupakan. Akan tetapi tetap dilakukan. Faktanya, akuntansi konvensional juga melakukan pencatatan, menghadirkan saksi dan harus adil sebagaiman disebutkan dalam Al Baqarah 282. Artinya akuntansi konvensional tidak jauh berbeda dengan akuntansi syariah.

Sayangnya akuntansi konvensional yang dikembangkan oleh manusia, tanpa tuntunan ilahiah, cenderung sangat duniawi. Dengan kata lain, kepentingan mencari laba tanpa memedulikan faktor lain lebih diutamakan. Akuntansi konvensional demikian berhati-hati agar tidak merugi, namun kurang peka terhadap kemanusiaan dan lingkungan. Sehingga tidak salah jika kemudian bisnis cenderung melakukan penekanan biaya luar biasa, tanpa mempedulikan akibatnya terhadap gaji pegawai dan kondisi lingkungan. Akuntansi konvensional berkembang menjadi robot perusak, tanpa pengendali. Sedangkan akuntansi syariah akan selalu ada pengendali yang maha tinggi yakni kekuasaan Allah. Takut kepada Allah adalah variabel terpenting dari akuntansi syariah.

Selain adanya pengendali yang luar biasa tersebut, akuntansi syariah memiliki beberapa kelebihan lain, yaitu:

  1. Menggunakan sistem bagi hasil

Akuntansi konvensional merumuskan kesepakatan secara sepihak. Artinya saat terjadi kerjasama, pihak pemodal yang menentukan cara kerjanya. Sistem bagi hasil jarang sekali dilakukan. Secara sepintas memang cukup mudah dilakukan, apalagi jika rekan yang diajak kerjasama sulit untuk menentukan harga. Sayangnya tanpa menggunakan sistem bagi hasil, yang lebih banyak terjadi adalah kekecewaan, dan itu jauh dari keadilan.

Akuntansi syariah menggunakan sistem bagi hasil, baik bagi hasil laba maupun resiko. Setiap pekerjaan berupa kerja sama harus dibicarakan secara matang keuntungan dan kerugian yang bakal diperoleh. Memang tampak sulit, akan tetapi dunia yang makin terbuka membuat orang mudah untuk berkomunikasi. Sistem bagi hasil pun akan lebih mudah dilakukan. Sehingga akuntansi syariah sesuai dengan perkembangan jaman modern, yang menghendaki keterbukaan, integritas tinggi dan inovasi. Bukannya sistem yang dikuasai oleh pemodal saja. Semua individu memiliki daya tawar dalam akuntansi syariah.

  • Menggunakan sistem jual beli murabahah

Semua kesepakatan dalam bisnis harus dibicarakan secara matang di awal dalam akuntansi syariah. Masih berkaitan dengan kelebihan sebelumnya, bahwa akuntansi konvensional juga melakukannya, namun dengan kuasa penuh pemodal. Akuntansi syariah tidak demikian, setiap individu dalam bisnis punya hak bicara di awal, untuk kemudian semua harus mematuhi kesepakatan yang telah dibuat.

  • Terhindar riba

Riba adalah mengambil kelebihan atas uang yang dipinjamkan atau melakukan saling tukar barang namun dengan barang yang tidak sama. Intinya riba berusaha merugikan salah satu pihak. Akuntansi konvensional tidak ambil pusing dengan perkara tersebut, riba atau tidak, dicatat dalam pembukuan. Akuntansi syariah menghindari riba. Meski kini masih sulit untuk dilakukan sebab dalam masa transisi. Konsep bagi hasil adalah jawaban bagi riba.

  • Tenggang rasa

Akuntansi konvensional tidak menyebutkan tentang membagi kelebihan aktiva dengan sesama. Semua adalah milik perusahaan, jikalau membantu maka akan dilaporkan sebagai donasi dan tidak menjadi kewajiban. Dalam akuntansi syariah ada konsep zakat yang kewajibannya sama dengan pajak. Setiap usaha dagang yang menguntungkan dan telah mencapai nisab harus dikeluarkan zakatnya. Sedangkan untuk setiap pribadi dikenakan zakat fitrah. Ini adalah konsep tenggang rasa, yang akan melahirkan pemerataan. Sehingga setiap usaha yang menguntungkan, tidak hanya dinikmati oleh pemodal, namun juga dinikmati oleh seluruh umat.

Kelebihan-kelebihan tersebut membuat akuntansi syariah semakin dilirik oleh ekonom dan akuntan, termasuk pengusaha. Utamanya yang mendambakan keadilan, pemerataan dalam perekonomian.

Akuntansi Syariah pada perbankan

Akuntansi syariah dalam perbankan, diawali dengan berdirinya Bank Muamalat. Kemudian perbankan lain secara bertahap mengikutinya. Bahkan kemudian pasar modal. Hal tersebut tidak terlepas dari banyak pengusaha muslim di Indonesia, dan dunia memang membutuhkan lebih dari sekedar akuntansi konvensional. Kemudian secara berangsur-angsur perbankan di tingkat dunia juga banyak yang menerapkan akuntansi syariah. Mengingat sistem bagi hasil memang lebih manusiawi.

Bidang usaha lain yang juga menerapkan akuntansi syariah adalah asuransi. Sedangkan untuk lainnya masih dalam tahap mempelajari. Ahli akuntansi syariah juga masih mengkaji bentuk baku akuntansi syariah untuk bidang usaha lainnya, termasuk di dalamnya UMKM. Akuntans syariah pada UMKM akan lebih dekat pada keadilan dan ketaqwaan. 

Bagaimana Masa Depan Akuntansi Syariah?

Dari seluruh uraian di atas, nyata bahwa masa depan akuntansi syariah cukup cerah. Akan semakin banyak yang membutuhkan dan menggunakannya di masa mendatang. Orang sudah semakin pintar dan tidak mau dikendalikan oleh pemilik modal. Setiap individu mempunyai hak untuk menentukan jalannya kerjasama. Negara-negara maju juga mempelajari akuntansi syariah secara serius. Mereka beranggapan bahwa akuntansi syariah sebagai jalan keluar dari masalah-masalah dalam akuntansi konvensional. Sejalan dengan yang terjadi di taraf dunia, ilmuwan Indonesia juga masih mempelajari dan mencari bentuk terbaik dan baku dari akuntansi syariah. Satu hal yang jelas, akuntansi syariah adalah jawaban dari dunia yang makin terbuka dan terkoneksi dengan mudah.

Author

UBICO Akuntan & Konsultan Bisnis

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *