Kenali 3 Prioritas Keuangan Bisnis Startup, Agar Kebangkrutan Menjauh
Indonesia adalah negara di Asia Tenggara dengan penduduk terbanyak. Sehingga tak heran pengguna internetnya pun tertinggi sekawasan Asia Tenggara. Oleh sebab itu, potensi pertumbuhan ekonomi digitalnya juga tinggi.
Akibat kondisi demikian, maka perkembangan model bisnis digital juga sangat beragam dan pesat. Salah satunya adalah perusahaan startup atau rintisan. Disebut demikian karena perusahaan tersebut masih cukup muda, membawa solusi ala milenial dan terdigitalisasi. Contohnya Gojek, Tokopedia, Bukalapak dan masih banyak lainnya. Bahkan hingga 2019, tercatat ada 2000-an startup yang beroperasi di Indonesia. Jumlah tersebut adalah yang terbanyak kelima di dunia.
Melihat perkembangan tersebut, tentu menarik untuk membangun sebuah startup. Tentu harus ada hal-hal yang perlu fokus digarap. Salah satunya adalah bidang keuangan, sebab posisinya yang cukup krusial, sebagai darah bisnis.
Guna membangun startup yang mampu bertahan, berkembang dan kemudian ekspansi, maka kenali 3 prioritas keuangan bisnis startup, sebagai berikut.
1. Revenue (Pendapatan)
Perusahaan apapun, termasuk startup membutuhkan revenue atau pendapatan untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Tanpa pendapatan maka tidak ada harga dari sebuah pekerjaan.
Sehingga perusahan startup harus fokus untuk mendapatkan revenue. Caranya dengan melakukan iklan, penawaran atau promo. Maksud dari kegiatan tersebut adalah memperkenalkan produk yang memberikan solusi atas sebuah permasalahan. Dari perkenalan tersebut, maka pendapatan akan diterima.
Akan tetapi memiliki pendapatan saja tidak cukup. Sebab bisa jadi pendapatan tersebut hanya balik modal. Lalu apa yang perlu dilakukan?
2. Profit (Laba)
Jawabannya adalah menggali profit alias keuntungan. Dari keuntungan inilah perusahaan bisa terus beroperasi, sehingga bertahan, berkembang dan kemudian ekspansi. Tanpa ada profit, perusahaan tidak bisa melakukan semuanya. Operasi berjalan terus, namun semakin lama akan mengalami kemunduran, dan kemudian kebangkrutan. Bahkan organisasi non profit pun membutuhkan dana bantuan, untuk terus mempertahankan operasinya. Artinya kebutuhan laba adalah mutlak.
Akan tetapi ada sebuah perusahaan yang mampu mencatatkan laba yang tinggi. Sayangnya perusahaan tersebut juga tersendat operasinya. Bagaimana bisa demikian?
3. Cash (Uang Tunai)
Perusahaan yang mencatat laba tinggi, namun konversi ke cash (kas) atau uang tunai rendah, tentu saja tidak bisa dikatakan dalam keadaan baik-baik saja.
Oleh sebab itu konversi profit ke kas sangat penting. Apalagi perusahaan startup yang transaksi hariannya cukup tinggi. Bila tak berhati-hati, maka piutangnya bisa jadi cukup banyak. Selanjutnya akan menimbulkan efek seakan memperoleh laba tinggi. Jika tak segera dikonversikan, bukan tak mungkin piutang tersebut menjadi tak tertagih. Kalau sudah demikian, laba hanya ilusi.
Sehingga penting untuk memperhatikan tingkat konversi ke kas. Sebab biaya operasional perusahaan adalah dengan kas.
3 prioritas keuangan bisnis startup tersebut, harus menjadi perhatian. Bahkan saat baru berdiri. Sebab keuangan adalah nyawa dari setiap usaha. Ibaratnya darah pada manusia. Macetnya keuangan, maka bisa jadi stroke pada bisnis.
Sehingga agar tak terjadi stroke pada bisnis startup, maka fokuslah untuk membangun ketiganya. Tak harus dilakukan sendiri, sebab anda bisa bekerja sama dengan perusahaan konsultan keuangan dan akuntansi.